Seperti halnya kegalauan ketika aku mengambil jurusan ini. Sering aku
bertanya apakah ini benar-benar jalan yang kucari? Bahkan hingga
tingkat akhir, masih saja merasakan kebimbangan. Ingin melanjutkan ke
jenjang S2, ada yang bertanya,” mau akan lanjut kemana? Kemudian aku
menjawab,” Aku masih ragu apa akan mengambil jurusan gizi lagi atau
tidak. Kenapa muncul keraguan demikian? Banyaknya hal yang aku senangi
menjadikanku bimbang. Jalan mana yang hendak kupilih? Antara seni,
sastra (puisi dan prosa), berwirausaha, membangun LSM, dosen dan
peneliti. Semua butuh fokus yang besar. tidak cukup jika hanya
setengah-setengah. Jika ingin menjadi penyair dan novelis, tak ingin
sekedar menulis biasa. Jika ingin menjadi pemusik, tak ingin sekedar
menghasilkan musik dan lagu biasa. Jika ingin menjadi pengusaha, tak
ingin berwirausaha ala kadarnya. Jika ingin membangun LSM,tak ingin
sekedar LSM yang meramaikan. Jika ingin jadi dosen,tak ingin jadi dosen
tanpa prestasi. Jika ingin menjadi peneliti,tak ingin meneliti
sekadarnya. Bahkan aku sering bertanya pada diri sendiri,”sebenarnya
passionku apa? Jika melihat beberapa prestasi yang pernah kuraih, lebih
banyak prestasi dibidang sastra. Namun, di mata beberapa orang jika aku
tidak menjadikan gizi sebagai profesi bisa dikatakan sebuah kekonyolan. Aku cinta ilmu gizi, tapi aku juga mencintai sastra. Aku menyukai
penelitian. Namun, ketika aku hendak menghabiskan waktu di ilmu gizi,
aku lupa untuk berpuisi dan berimajinasi menyusun kata. Terasa ada yang
kosong. ketika aku mencoba untuk menjadi yang terbaik di jurusan,aku
merasa lelah untuk mengejar menjadi yang terbaik. Aku tidak bisa
mencintai semua mata kuliah yang ada di jurusan sehingga aku tidak bisa
mencapai IP-4.0. Sedang untuk puisi dan prosa,aku tak pernah mengikuti
sekolah khusus tentang itu. Aku hanya membaca karya orang-orang, tapi
kenapa aku bisa memenangkan berbagai lomba? Di sisi lain, setiap waktu
ide datang bermunculan untuk berwirausaha. Setiap kali juga muncul
keinginan mengembangkan NGO (LSM) yang tengah dirintis. setiap waktu juga
muncul ide untuk meneliti dan setiap melihat adik-adik angkatan yang
sangat berpotensi, muncul juga keinginan menjadi seorang dosen.
Tuhan,
jalan mana yang harus kupilih? Aku ingin total menggeluti satu bidang. Dipikir-pikir, jika aku mengambil di salah satu bidang, aku yakin bisa
menjalaninya, namun yang menjadi pertanyaan adalah pilihan mana yang
akan membuatku paling bahagia?
Di atas hujan kebimbangan, ada pelangi kepastian yang kunantikan. Pelangi yang siap mengantarkanku kepada pilihan masa depan
-tri, tulisan dalam kebimbangan.
Formulir Kontak
Popular Post
related Post
Total comment
Popular Posts
-
Puisi bertema: “Bukittinggi, The Dreamland of Sumatera dalam Kenangan, Kesan, Impian dan Harapan”. Oleh: Tri Oktiana, IDFAM1225U, P...
-
Muda, cerdas, semangat! Mungkin itu adalah sebagian kata yang mengungkapkan seorang Maudy Ayunda. Gadis 18 tahun berprofesi sebagai ...
-
Ulasan Puisi "Ragaku" Karya Tri Oktiana (FAMili Sumbar) Puisi ini cukup unik. Pemilihan diksi yang sederhana tidak membu...
-
Telah Terbit! Buku kumpulan puisi Tri Oktiana Judul: Bingkisan Perjalanan Penulis: Tri Oktiana Penerbit : Pustaka Jingga ISBN: ...
-
Maudy menghirup nafas dalam-dalam, aroma daun yang ia cintai. Membentang luas. Sejenak dia memejamkan mata dan merasakan semilir angin ...
-
TELAH TERBIT!!! Judul : Sejuta Wajah di Balik Debu Genre: Antologi Puisi dan Flash Fiction Penulis : Widia Aslima, Yuphe Himura, dk...
-
Allah, terima kasih engkau telah memanjakan kami dengan pesona alammu. Minggu 14 desember 2014 adalah hari dadakan dan superrrr buru-...
-
Keterangan: · Cara mencari jumlah makanan sesuai kebutuhan : · Pada nasi : 5x (m...
-
Hallo, assalamualaikum, selamat siang. Aku ingin bercerita pengalaman kenapa aku bisa mengikuti IPB ART CONTEST. Sebelumnya aku tidak bern...
About Me
Total Pageviews
Category List
Tri Oktiana. Diberdayakan oleh Blogger.
Text Widget
Follow me on facebook
Featured Posts
Contact Us
Labels
Pages
Popular Posts
-
Puisi bertema: “Bukittinggi, The Dreamland of Sumatera dalam Kenangan, Kesan, Impian dan Harapan”. Oleh: Tri Oktiana, IDFAM1225U, P...
-
Pesan Air Oleh: Tri Oktiana air yang membasahkan, menenggelamkan entah menyuburkan berdirilah kau, bersama dinginnya di sana ...
-
Muda, cerdas, semangat! Mungkin itu adalah sebagian kata yang mengungkapkan seorang Maudy Ayunda. Gadis 18 tahun berprofesi sebagai ...
-
Ulasan Puisi "Ragaku" Karya Tri Oktiana (FAMili Sumbar) Puisi ini cukup unik. Pemilihan diksi yang sederhana tidak membu...
-
Telah Terbit! Buku kumpulan puisi Tri Oktiana Judul: Bingkisan Perjalanan Penulis: Tri Oktiana Penerbit : Pustaka Jingga ISBN: ...
-
Maudy menghirup nafas dalam-dalam, aroma daun yang ia cintai. Membentang luas. Sejenak dia memejamkan mata dan merasakan semilir angin ...
-
TELAH TERBIT!!! Judul : Sejuta Wajah di Balik Debu Genre: Antologi Puisi dan Flash Fiction Penulis : Widia Aslima, Yuphe Himura, dk...
-
Allah, terima kasih engkau telah memanjakan kami dengan pesona alammu. Minggu 14 desember 2014 adalah hari dadakan dan superrrr buru-...
-
Keterangan: · Cara mencari jumlah makanan sesuai kebutuhan : · Pada nasi : 5x (m...
-
Hallo, assalamualaikum, selamat siang. Aku ingin bercerita pengalaman kenapa aku bisa mengikuti IPB ART CONTEST. Sebelumnya aku tidak bern...
Pages
Recent Reactions
Subscribe Us
Follow us on Facebook
Like us
Follow us on FaceBook
Author