Pesan Air
Oleh: Tri Oktiana
air
yang membasahkan, menenggelamkan entah menyuburkan
berdirilah
kau, bersama dinginnya di sana
Bening
mengalir dan tenang, kadang-kadang menghanyutkan
Atau
diam-diam merendam rumah-rumah kalian
Atau
melepas dahaga dan penat kita di pinggir kali dan kota
Dan
menjadikan kita ricik-ricik di dalamnya
Tetes
yang berkeloni menjadikannya kolam, laut, danau, sungai dan lainnya
Kita
saksikan ia mati atau kita dampingin ia hidup
kita
jadikan telaga sampah dan menguar bau di sela-sela udara
Perutnya
penuh sampah
Atau
ia mendampingi kita untuk menyegerakan mati
Sebab
racun bersemayam di perutnya,
kemarin
kita telah meracuninya terang-terangan
Air
tempat kita bercermin
Dalam
bening yang ia miliki
Tempat
tumbuh dan dewasa dan untuk anak cucu kita
Dia
menjelma sebagai hujan
Adakah
semua mendengar?
Nyanyiannya
yang datang sering mengaduh
Dengan
sesekali menyuarakan,“jagalah aku, jangan terbuang sia-sia”
Hingga
bumi lelah berputar, meninggalkan pesan dan kesan
Hingga
itulah air tak lagi berpesan
Bogor,
14 Maret 2015