Mungkin kita melihat, kenapa orang ini ambisius dalam belajar, tiap diajak main selalu alasan boikin tugas.
"Helloww tugasnya masih lama." mereka bersuara
Tiap ketika aku diposisi aku ingin menulis untuk lomba. Setiap diajak main aku selalu beralasan yang sama.
"Hallo, lomba lagi lomba lagi. Kan bisa nanti malam." ujar kawanku yang ketika mengajak aku untuk pergi jalan aku menolak mentah-mentah ajakannya.
You know! Seberapa berartinya lomba itu buat aku? Sangatlah besar.
"Helloww tugasnya masih lama." mereka bersuara
Tiap ketika aku diposisi aku ingin menulis untuk lomba. Setiap diajak main aku selalu beralasan yang sama.
"Hallo, lomba lagi lomba lagi. Kan bisa nanti malam." ujar kawanku yang ketika mengajak aku untuk pergi jalan aku menolak mentah-mentah ajakannya.
You know! Seberapa berartinya lomba itu buat aku? Sangatlah besar.
Motivasi orang beda-beda.
Kadang kenapa si A ingin jadi terbaik mungkin karena ingin balas budi kepada ortunya, atau ingin memberikan yang terbaik buat orangtuanya. Atau ingin menjadi orang sukses. Mungkin kadang kelihatan berlebihan di mata kita tapi hanya mereka yang lebih tau alasannya.
Motivasiku berprestasi karena ingin membuat orangtua bangga dan menjadi terhebat agar tidak ada lagi yang berani meragukan kemampuanku.
Dari sejak saat itu aku jadi belajar, kondisi orang berbeda -beda. Kita tidak bisa membuat mereka sesuai harapan kita. Ada faktor lain. Dan kita harus memaklumi pilihan mereka.
Kadang kenapa si A ingin jadi terbaik mungkin karena ingin balas budi kepada ortunya, atau ingin memberikan yang terbaik buat orangtuanya. Atau ingin menjadi orang sukses. Mungkin kadang kelihatan berlebihan di mata kita tapi hanya mereka yang lebih tau alasannya.
Motivasiku berprestasi karena ingin membuat orangtua bangga dan menjadi terhebat agar tidak ada lagi yang berani meragukan kemampuanku.
Dari sejak saat itu aku jadi belajar, kondisi orang berbeda -beda. Kita tidak bisa membuat mereka sesuai harapan kita. Ada faktor lain. Dan kita harus memaklumi pilihan mereka.
