Ada banyak cerita diantara kita. Ada sedih tawa dan semacamnya. Kita dipertemukan, dan bisa jadi kita akan dipisahkan oleh jarak dikemudian hari. Tapi percayalah, namamu terukir indah di hati, wahai kawan sejati.
Kali pertama mengenal sosok dia adalah pada saat daftar ulang di kampus baru. Ada banyak orang baru yang aku temukan. Tapi seperti yang pernah kuceritakan, aku bisa merasakan kehadiran seseorang yang bisa dijadikan sahabat. Bahkan tanpa harus mengenal dalam waktu yang cukup lama.
Saat pertama kali mengenalmu, seperti biasa aku selalu lupa nama. Tapi raut wajah aku tak pernah lupa.
Kesan pertama yang kudapatkan adalah kamu orang yang cuek. Bahkan hingga beberapa bulan berkawan. Tapi aku bisa merasakan kamu peduli. Entah kenapa aku begitu yakin. Sempat waktu itu aku komplain dan bertanya"sebenarnya kamu menganggap aku sahabat kamu gak sih?" (kalo ingat ini aku merasa konyol, haha. Seolah pengen banget diakuin jadi sahabat. Padahal bisa jadi kamu waktu itu belum menganggap aku sahabat kamu. Atau mungkin aku yang terlihat cuek? Seolah tidak butuh bantuan padahal sebenarnya butuh. Jujur, aku tidak terlalu senang setiap apa-apa mesti dibilang. Aku senang dengan orang yang peka. Dan lambat-laun ternyata aku bisa mengenal dan mengerti karaktermu. Terima kasih juga kamu telah mulai mengenalku.
O ya, aku banyak berhutang budi sama kamu. Bisa dikatakan hampir semua resolusi yang aku tulis menjadi kenyataan berkat bantuan kamu. Memang benar selalu ada Tuhan yang memberi jalan. Dan Tuhan mengirim kamu untuk memberikan bantuan. Terima kasih. Bahkan sampai saat ini bantuan dari kamu selalu datang. Di saat aku bercerita, aku ingin ikut ini, ikut itu, dan lain sebagainya. Kamu selalu memberikan referensi dan meluangkan waktu untuk berdiskusi. selain pintar kamu juga hebat. Sekali lagi terima kasih. Mohon maaf jika aku tidak bisa melakukan seperti yang kamu lakukan. Tapi percayalah, aku mencoba untuk membantu dengan hal-hal yang bisa kulakukan dan mungkin terkadang aku agak menyebalkan. Misalnya saja saat ngasih solusi kadang pada waktu yang kurang tepat. Aku ingat waktu kamu pernah ada masalah, aku gak sabar melihat masalahmu pergi dan aku "agak memaksa" agar kamu bisa ceria lagi. Alhasil kamu jadi marah. Semestinya aku harus banyak belajar agar bisa menjadi terbaik seperti kamu.
Terima kasih ya menjadi bagian dan memberi ruang untuk aku berekspresi.
Makasi Nurzakiah Ulfah