Mungkin
rasanya baru kemaren tidur sekamar dengan kakak sulungku. Tapi sekarang tidak
lagi, ia berkewajiban mendampingi suaminya. Terasa ada yang kurang, biasanya
aku selalu mendengarkan celotehannya untuk menyuruhku tidur, bunyi lagu dari hp
bb-nya yang mengiringi tidur kami dan aku tidak tau kapan ia mematikannya.
Membangunkan aku dengan cara yang menjengkelkan. Alarm hp yang berisik ketika
subuh datang. Tapi sekarang tidak lagi. Mungkin sekarang aku baru belajar untuk
terbiasa. Tapi walaupun ketika kualami hal itu bersamanya dengan perasaan
jengkel, tapi sekarang aku merindukan hal itu terulang kembali.
Aku menyadari betapa aku
terlihat tegar tapi lemah di dalam. Aku menangis bila membayangkan esok atau
kapanpun itu kakakku akan berangkat jauh dan kami akan jarang bertemu. Itulah
hidup, bagai air yang mengalir, maka orang yang bergerak akan lebih mandiri dan
sukses .Kini baru ku mengerti betapa Tuhan telah memberikan kesempatan berupa
nikmat untuk berkumpul bersama orang-orang
yang kita cintai. Mulai saat ini aku akan menghargai tiap detik bersama orang-orang
yang aku cintai. Untuk ni-iku tersayang, aku pasti merindukan moment
kebersamaan itu selamanya. Walaupun nanti kita berpisah tapi hati kita tetap
menyatu bagai jemari yang tak terlepas dari tangan, “bapisah bukannyo bacarai”.