♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Lihatlah Kami
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Wahai penguasa!
lihatlah kami
sentuhlah
kami
kaum melarat ini
rupa
seperti kami
karena di
tanah ini
bersemayam tikus-tikus tak berbudi
oh, tikus-tikus berdasi berparas lugu
kapan akan sujud?
langkah kaki seolah tak berduri
seolah damai sudah tersemai
diam-diam merayap menghisap hak rakyat
oh tikus! Kembalikan curianmu,
akan kuberi kau keju
Pariaman, 15 September 2008
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Lilin, Melati, Coklat
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
sebatang lilin
bisa menyalakan kehidupan
seperti hadirnya seseorang, menyinari hidup, melelehkan pesimis
atau sebaliknya
parfum melati
bisa dapat meemperkuat daya ingat
tapi bagi dia yang belum terbiasa akan takut dan
menghindar
sebongkah coklat bisa merilekskan sel-sel syaraf
seperti hadirnya humor di kehidupan
atau tidak sebaik itu
Padang, 2010
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Lukisan
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
lukisan ini
untukmu
kuwarnai biru
aku
gambar awan,
pepohonan,
ilalang,
persawahan,
perbukitan,
menambah keasrian
pemandangan
semua mencerminkan
kesejukan
dan begitu tentram mewarnai kehidupan
dalam kedamaian bau anginpun
dan kuberikan
dalam sebentuk
gulungan kanvas
Padang, 2007
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Mata Bening Adik
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
: Untuk
adikku Ulthri Aurora
adikku sayang,
meski terkadang sikapmu menjengkelkan
berebutan kita tentang
hal kecil dan bertengkar
tapi itulah yang
menumbuhkan rasa rindu padamu
‘kau
tau dimana menempatkan diri
bahkan ketika aku
memerintah kepadamu
‘kau
patuh dan terkadang membuatku kesal
tapi itulah yang
menciptakan
rindu padamu
ketika aku ingin
berbagi selimut denganmu
dan terkadang aku
jengkel akan pelukanmu
tapi itulah yang
mengingatkan
rindu padamu
di sini aku sendiri tanpa celotehan,
adik
esok aku akan
pulang, tak sabar rasanya mengulang
Padang, 30 Juni 2012
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Memori
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
dulu air hujan
adalah tawa sembari bermain
aku bernyanyi
menunggu hujan
tak peduli esoknya
demam
yang terpenting bermain
bersamanya
hingga menggigil
setelah hinggap rasa penat
kuceburkan diri pada bak air
kukeringkan badan
dan kuselimuti dengan baju hangat
hingga aku
tertidur nyenyak
masa kecil begitu
ringan
waktu indah untuk
bermain
bahkan sembari
mimpipun, aku masih merindukan
Padang,
23 Oktober 2012
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Menara Kembar
Menjulang
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
aku sudah berdiri
semenjak tadi
masih di air
mancur penyambutan
saatnya berpetualang
di perut menara
kakiku sudah
berada di mulut ikon raksasa
aku hadir dan tertelan bersama orang-orang
asing
banyak hiburan dan
kemewahan di rahim
dua menara
tersenyum saja
untuk ucapan selamat datang
aku si pejalan
asing di perut dua menara
adakah sanak di sana?
Malaysia, Desember 2008
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Menepi di Bukittinggi
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Ngarai
sianok, pemandangan klasik
Panorama, potret suasana
Lubang Jepang, lorong-lorong
sejarah
Kebun binatang, dunia hiburan
Benteng For De Kock, taman
sejarah
Jam Gadang berdetak sapa
dengan sanggul rumah gadang
Badut-badut meramaikan wisata
Pasa Ateh, Pasa Bawah, Pasa
Lereng, Jenjang Ampek Puluah
jejakku pernah menepi di sana
Padang, 2008
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Mimpi
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
aku ingin tumbuh sebagai awan
melukis di langit siang
aku ingin terbang sebagai burung
melintasi cakrawala
aku ingin berputar sebagai angin
melalang buana di negeri sihir
aku ingin turun sebagai hujan
merangkul tanah-tanah gersang
aku ingin hadir sebagai matahari
menghangatkan lapisan bumi
aku ingin melukis sebagai pelangi
memberi warna selepas hujan
aku ingin menjelma sebagai daun
memberikan aroma kehijauan
aku ingin mekar sebagai bunga
pengantar sari satu prajurit serangga
aku ingin menyatu sebagai tanah
tempat tumbuh dan berpijak
aku ingin hidup sebagai pohon
tumbuh dan menghijau
aku ingin bercahaya sebagai bulan
terang saat malam kelam
Padang ,16 Agustus 2010
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Musisi Jalanan
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
lapar melilit
perutku
jam makan siang
sudah lewat,
jatahku lenyap
berdenyut
lambungku meminta
sesuap nasi
sekali-kali aku
melirik tong sisa,
beruntung ada
jatah kemarin
santapan lezatku
hari ini
aku kalungkan lagi tas lusuh abu-abu
saatnya berdendang
lagu syahdu
kugendong gitar
dua tiga lagu,
untuk menampung belas kasih
oh panggungku panjang dan panas
kering
tenggorokanku
kering kulitku, siraman hujan dan sinar mentari
di bawah kanopi
terik aku bernyanyi
untuk hidup aku di sini
satu persatu
kuhitung koin
untuk makan,
sayang
Padang, 2012
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Nama
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
pada sebuah nama
aku terbayang
dalam rindu kau
hadir membasuh tanya
peluh yang melekat,
terkelupas
saat mata
saling hadir
dalam sendiri aku
mengenang
pada perjumpaan tempo dulu
aku ingin
memanggil sedetik saja
itu sekedar khayal tak berwujud
Padang, 06 Juli 2012
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
November Mendengar
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
November
mendengar bathinku berbisik pada langit
tentang peri bintang yang akan
mampir,
meminjamkan satu
kereta bintang
aku mencium jam di
bulan November
dan berkisah tentang pundi-pundi mimpi
Padang, November 2012
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Nurani Semu
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
cipratan katamu
luluhkan hatiku
kata puitismu
selalu terngiang ditelingaku
harum
nafasmu
tercium oleh indraku
kau adalah lilin
hidupku
yang dapat
lelehkan pesimisku
tapi hitam bagimu,
putih bagiku
nuranimu semu
semua kata puitismu
semu
tidak sedikitpun
itu bermakna bagimu
kau anggap aku ini
boneka?
salah!
nostalgia telah
usai,
telah lenyap
ingatanku untukmu kini, tidak sedikitpun ada
Pariaman,
2006
*)Puisi yang kuperlihatkan pada Ibu Dewi Nurini, S.Pd sewaktu pelajaran Bahasa Indonesia. Dan dari sini
semangat menulisku semakin kuat.
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
Nyanyian Pulau
♣¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤♣
pulau, masih di sanakah kau?
aku nanti akan
kembali
bersama senyum
merekah
pasti, aku akan singgah
pulau, bersama nyiur kau tak kesepian
bukan?
aku meneropongmu dari seberang
jangan murung, dengarkan aku
menyapa
akan kupeluk
dari kejauhan
tetap tertawa
bukan?
aku bahagia, meski
lama tak bersua