Memiliki seorang idola
mungkin adalah hal yang lumrah bagi semua orang, tak terkecuali aku. Sewaktu
kecil ketika diperkenalkan dengan lagu-lagu penyanyi cilik, aku mengidolakan
beberapa nama yang sampai sekarang masih melekat di memoriku. Meski penulisan
nama mungkin agak lupa tapi pas pengucapan aku selalu fasih menyebutkannya,
diantaranya Maisy, Cikita Meydi, Dea Ananda, Joshua, Tina Toon, group Trio
Kwek-Kwek dan banyak lagi. Mungkin sebegitu dekatnya aku dengan yang namanya
musik hingga sekarang bahkan secara tidak langsung aku sedikit banyak selalu
mengamati perkembangan musik Indonesia terutama pop.
Sedikit-sedikit aku
mulai belajar, cara bermain gitar, bernyanyi (meski sedikit sulit), serta
belajar cara tampil. Tapi aku menekuninya mungkin untuk saat ini sebatas hobi.
Belum ada keinginan untuk terjun di bidang tersebut karena kapasitas yang aku
miliki dirasa belum cukup. Aku masih dalam proses belajar, dan kalaupun Tuhan
memberikan aku kesempatan itu suatu saat nanti, akan aku menamakannya “sebuah
anugrah dan keajaiban”.
Seiring bertambahnya
usia dan secara tidak langsung kita harus mengikuti yang namanya perkembangan
zaman. Begitupula dengan musik, terus dan terus berkembang dan bisa dibilang
sangat pesat. Seiring itu pula aku menemukan idola-idola baru dalam musik.
Maudy ayunda, ya nama itu mungkin tidak asing lagi buat teman-teman karena dia telah berhasil menembus industri
musik Indonesia dengan lagu yang berjudul perahu kertas (soundtrack film Perahu
Kertas), dimana ia juga berkontribusi sebagai pemeran utama di film itu. Sungguh
prestasi yang luar biasa. Aku mengidolakannya memang belum cukup lama sih sebenarnya,
tapi dia mampu menghipnotis aku dengan segala kelebihannya. Smart, beautiful,
and energik mungkin baru sedikit kata yang menggambarkan sosoknya.
Lagu “Perahu Kertas” yang
merupakan ciptaan yang kesekian oleh penyanyi sekaligus novelis yang sangat
dikenal masyarakat Indonesia, Dewi”Dee”Lestari sangat-sangat nyaman dan asyik
untuk di dengar. Dan dia juga merupakan idola dan panutanku dalam menulis
fiksi. Maudy Ayunda dan Mbak Dee, keduanya sosok wanita yang mampu berkarya di
bidang yang mereka cinta dan menunjukkan siapa diri mereka melalui karya untuk
Indonesia. Suatu saat, aku berharap bisa bertemu dan sharing dengan mereka . Dream
and hope.