Formulir Kontak

 

Puisi-Puisi Tri Oktiana dalam buku Bingkisan Perjalanan



Penulis              :  Tri Oktiana
Desain cover    :  Nieyy Nur Hanifah
Desain Isi         :  Tri Oktiana
Percetakan       :   Pustaka Jingga










“Jika sebuah puisi menjadi potret sejuta rasa yang tercipta
Tiada bosan-bosannya kutulis syair-syair cinta
‘kaulah segenap jiwaku”
Tri Oktiana




¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Ada Hari Bersama
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤

tinggal semenit lagi untuk melewati jembatan ini
bersamamu, Barelang*
saat angin menjalar di rambutku
potret kenangan
akan terus tersimpan
bila daun yang hijau menguning
bahkan gugurpun,
aku tak kan lupa

Batam, 2008
*Salah satu nama Jembatan di Batam












¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Aksara Rindu
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


laju rindu bersemi di rak-rak tua yang membungkam
selama hari merajut renda-renda tak beralamat
demi sebuah judul kenangan yang masih abstrak
warna-warni Juni yang tak pernah usai
dalam detail indah setiap rangkaian
terbungkus tawa menyambut khayalan
dalam kerasnya hati menuju kedewasaan
tiada resah menderu membentengi lajur liku
terjilat keistimewaan dalam detik-detik waktu
meski kini menjalar kecemasan, pada wajah beku
kesetiaan debu  yang bersandar
takkan habis termakan

Padang, 01 Juni 2012









¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Aksara tentang Ibu
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


Tuhan, bahagiakanlah ibuku
sebagaimana ia membahagiakanku semasa dulu
izinkanku bahagiakan hidupnya, meski tak mampu terbalaskan
sebelum  kembali  ia kepelukan-Mu....

Tuhan, beruntungnya aku bisa menempati rahimnya yang suci
mengalir darahnya hangat, sering aku dibelai manja dalam rahim
ia lantunkan syair-syair doa nan  indah
agar aku sehat dan selamat
dan tepat pada bulan ke-9
saat kali pertama aku menghirup oksigen bebas
kini aku nyata dipelukanmu, ibu
kau ajarkanku tentang hidup dan hari esok,
di mana aku akan meluncur bebas dalam kehidupan
kau didik aku dengan cinta dan kasih sayang
dalam putihnya hati, kau lantunkan doa-doa keselamatan


Ibu, berada di pelukanmu sebuah anugrah terindah dalam hidup
di dekapanmu, tercium nafas tulus membesarkanku
dalam belaian lembut jemari di rambutku
kau mandikan aku dengan tulusnya cintamu
Ibu, kucium tangan dan keningmu
agar ridhomu mengalir deras dalam perjalanan ini
ketulusanmu tiada pernah kulupakan,
semoga Tuhan memberkahi seluruh hidupmu
Ibu, terima kasih, pengorbananmu tak mampu terbayarkan

Padang, 2012


















¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Aku Ingin Jadi Awan
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤

dulu,
begitu besar inginku
terbang bersama kedua sayap yang kubanggakan
dalam kepakan-kepakan mimpi

aku ingin menjadi awan
awan yang menurunkan hujan
mengobati kemarau panjang
menggemburkan tanah-tanah gersang

namun sekarang
sayap yang siap kukepakkan
patah tak beraturan
kini tak lagi aku lagi terbang

tiap kali aku melihat kumpulan awan
aku hanya bisa terdiam
dan meluncur satu jawaban
meski tidak terbang aku masih bisa berjalan,
keajaiban ada di tanah yang kupijak sekarang
Padang, 2009
*) Ketika mimpi tak tergapai, menjadi bagian dari mimpi itu saja sudah sangat cukup. Dan skenario Tuhan selalu lebih baik dari yang kurencanakan, terima kasih Tuhan.

¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Aku Tanah
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


Aku hanyalah tanah
Yang hidup pada apa yang menetes dari jari telunjuk dicelupkan ke laut
Sekumpulan tanah yang hidup
Aku hanyalah tanah yang hidup barang satu atau dua menit
Atau dua menit satu detik
Aku tinggal di setetes air laut yang begitu menggoda di pelupuk mata
Padahal tertipu
Aku malu,
aku bukanlah matahari ataupun bulan
aku hanyalah tanah
berani tersenyum pongah
aku tertipu lagi,
aku tanah yang akan kembali ke tanah

Padang, 08 Juli 2012





¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Angan tak Sampai
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


karena dalam sebuah lagu ada harmoni yang indah
terangkai dalam sebuah nada
kudekap dalam sebuah penghayatan
di sinilah kumulai mengerti
di balik rangkaian lirik tersimpan jutaan
alunannya mengikuti semilir angin raya
di sinilah kutangkap kabar baru tentang kita, asmara
mendamaikan hati
kuselaraskan pengertian
dalam bentangan waktu
di dalam petikan kisah kaleng rindu
kusimpan selalu kenangan syahdu
bersamamu, angan

Padang, 05 Juli 2012








¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bagaimana Bila
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


Bagaimana tadi aku meluncur di wajah truk besar
Bagaimana bila aku melayang di tengah jalan
Bagaimana bila pagi ini aku di sana
Bagaimana bila malamnya aku di UGD bersama kotak listrik dan belalai panjang
Bagaimana mesin detak jantung berbunyi ragu
Bagaimana seketika empat katup berhenti berdetak
Bagaimana bila paruku mulai sesak
Bagaimana bila ruhku mulai meratap
Bagaimana aku dibawa pulang dengan isak
Bagaimana aku dikelilingi keluarga, kerabat, teman dan sahabat
Bagaimana aku dimandikan seperti bayi terlelap
Bagaimana rasanya ragaku di usung keranda yang ditopang bahu-bahu sanak
Bagaimana detik-detik selamat tinggal mulai terkubur
Bagaimana bila aku di dimensi baru, sendiri
Bagaimana bila pagi ini aku di sana

Padang, 07 November 2012



¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Balada Ontel Tua
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


sebuah logam tua hiasan di bilik dapur
menemani sepanjang pagiku yang gigil
ketika anak kecil masih lelap tertidur
kakiku mengayuh, berpacu dengan angin
hingga jarum jam berotasi penuh berkali-kali
sebentar lagi temanku datang
si matahari malu-malu menemani
sudah jelas aku akan kembali
sebentar, akan ada teman lagi
bayang, ia ikut kala aroma matahari mengguyur
tapi langit dan aspal masih setia menanti bersama ontel tua,
di pagiku rupawan
aku kembali ditemani kawanku
kapak merah yang bertengger di sana
aku sudah sampai dan kembali
kuusap sejenak, kutinggal pergi

Padang, 23 September 2012




¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bandung, Paris Van Java
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


sejuk, dingin menjalar ke tulang-tulang
semilir angin merajut simfoni
kurasa damai pada tanah subur lama menanti
nafas hidup seimbang dan berkembang
mode dan penghijauan
inilah kota!
salam selamat datang diukir pohon-pohon menjulang
kuhirup aroma baru di pelataran Tangkuban Perahu
sampai pada hamparan hijau pegunungan
teh beraroma damai merajut kasih setelah  beranjak di Ciateur

aku terbius beragam mode
lekuknya molek dan indah
kota yang memukau, elegan
Fashion style, kreatifitas  tumbuh subur di lahan Bandung
di sini aku berada ‘Paris Van Java’

Bandung, 25 November 2011




¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bangkit Indonesiaku!
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
:Memperingati HUT RI Ke-65

Merah putih bangkit selalu
65 lambang jayanya negeriku
17 Agustus 1945 jejak langkah pahlawanku
mengukir prestasi kebebasan dan kemilau kejayaan
tetes darahmu tombak keberanian
berjiwa besar, berani menghadang penjajahan
kobaran semangat juang menggetarkan
gelombang pesakitan ditenggelamkan
hingga tetes darah penghabisan
karangan bunga berserakan tapi nama takkan pernah pudar
ikhlas demi garuda

sekarang saksikan, 17 Agustus kembali terulang
akankah negriku sehebat dulu?
penuh dengan para pahlawan yang rela berkorban?
Demi Indonesia kita!

Sangsaka berkibarlah selalu di hati!
Bangkit Indonesiaku!

Padang, Agustus 2010
 

Total comment

Author

Triana Irsyad

2   komentar

Suka bngt sm puisi2 tia :D
puisi 'aksara tentang ibu' sangat menyentuh hingga tak sadar air matapun menetes.

Salut bgt sm teman yg satu ini :)
terima kasih banyak yuuun... :)

Posting Komentar

Cancel Reply