Formulir Kontak

 

Puisi-Puisi Tri Oktiana dalam buku Bingkisan Perjalanan (part 2)


¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Berbisik dengan Hati
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


di sekujur waktu aku terus menatap
senyuman syahdu yang beradab
hingga peluh yang menitik terabaikan oleh sebuah kisah
dengan lagu senyuman dipagi hari
jika engkau yakin akan gelombangnya
biarkan ia kembali
tapi kalau kau ragu, lepaskanlah
bila kau tersenyum
kepalkan dengan erat
bila kau tersentuh, peluklah
bila iba, lupakanlah
takkan tersimpan bila terjatuh
pada wangi yang terhirup urat saraf
ketahuilah, di sini

Padang,  02 Juli 2012
  ¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Beri Petunjuk-Mu
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


kala dunia ini tak lagi ada kejujuran
aku meratap
aku menangis
akankah ini kembali putih?

disaat aku merenung
membayangkan akhir dunia ini
aku sedih
aku kecewa
akankah ini kembali putih?

Pariaman, 2008

  
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Berkas Rindu
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


cinta, kurindukan berkas-berkasmu
selera rindu yang pernah rapuh, kurajut kembali
di kesederhanaan bantalan jarum jam yang masih berdetak
penyempurna dirimu
dalam keharmonisan lagu yang bergelayut
terangkai seluruh rasa yang merekah
dengarkan bisikan melodi pada alam membisu
setiap aksara yang terucap adalah menghirup imajinasi kala dulu
kuharap ini bukan kabar gundah
kenangan jiwa-jiwa yang layu kini tengah mekar
pesonamu bagai matahari berkilau
kucucurkan senyum santun di suratku
tak sanggup aku menghapus warna-warni yang berlalu

Padang, 05 Juli 2012

 ¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bila Esok
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


bila esok aku tak hadir
kemana pikirmu melayang?
bila esok aku berlari
kemana kau akan kejar?
bila esok aku terlupa
kemana kau akan mengingatkan?
bila esok aku tertinggal
kemana kau akan menjemput?
bila esok aku terjatuh
kemana kau akan cari?
bila esok aku merangkak
kemana kau akan bimbing?
bila esok aku bimbang
kemana kau akan sandarkan?
bila esok aku letih
kemana kau akan papah?
Tapi bila esok aku tak melihatmu
Berikan aku isyarat

Padang, 09 April 2012

 ¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bingkisan untuk Papa
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


sembilan belas lima tujuh adalah awal saksi bumi mendengar suaramu
sekarang sudah dua ribu dua belas
lima puluh lima tahun waktu mengiring perubahan
bukan waktu singkat
dengan butiran keringat, Papa
engkau bekerja tanpa lelah
gurat-gurat usia banyak bercerita tentangmu
potretmu adalah sosok yang bijaksana bagiku

untuk hari depan, aku tanamkan semangatmu dalam jiwaku
senyumanmu dalam hariku
nasehatmu tiap langkahku
Papa, semoga panjang umur dan sehat selalu

Pariaman, 23 Agustus 2012

(Selamat ulang tahun ke-55 Papa. Untuk papa Irsyad, papa juara satu di dunia)
 
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bintang
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


berjalan menghitung bintang-bintang, di garis edar
ada bau kesejukan di perut dermaga
sesaat kupejam mata untuk merasakan
milyaran bintang berkelip menjatuhkan cahaya
melingkupi bagai atmosfer cinta
senantiasa memancarkan sejuta tawa
layar penuh warna

aku menari bersama bintang
dari segala penjuru langit
maukah mampir satu saja di derap langkahku?
Agar jalanku semakin berwarna
Petaku masih hambar
Atau mungkin aku masih dalam khayal

Padang, 21 Agustus 2010

 ¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bisik Ilalang
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


lekuk rimbun meliuk di belaian angin
tumbuh homogen dalam koloni hijau menguning
subur tersentuh air yang berlari kecipak
di sini aku bisa bersemayam sejenak
berdil bambu tak kuasa menyibak tentara ilalang
jeruji menjulang takkan malang, hanya akan terpental
siapa sembunyi dia aman

lagi-lagi terdengar tembakan
merayap dan semakin mendekat
tak seorangpun penjajah menembus celah anyaman
sekarang katak-katak besar menjulurkan tangan,
aku memilih keluar, sebelum aku kembali
“kita akan aman,” bisik ilalang
dan layupun datang, tinggal aku seorang

Padang, 27 Februari 2012

 
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Boneka Barbie Untuk Obi
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


“Kak,aku ingin boneka Barbie itu, kalimatnya selalu mendatangi kesendirianku
jarum jam sudah begitu sering berbisik 360 derajat
dan bunga mawar melatipun kini sudah layu
tapi belum jua aku bisa menidurkan barbie itu disampingmu, Obi

di perjalanan aku berdendang menampung beberapa receh uang
untuk barbie yang berharap akan kubawa pulang
tapi tidak semudah membalikkan telapak tangan
recehan itu kusisihkan untuk barbie-mu, Obi

kugendong barbie itu dengan kasih
bahkan kuajak dia berlari untuk menemuimu segera
tapi kamu tidak berkutik ketika aku membawanya

Obi, aku ingin sekali kau tersenyum kepada boneka ini
dan bercengkrama hingga malam tiba
tapi kau hanya diam dan tertidur pulas.
barbie itu masih di bantalan kapas dan dia menanti suaramu

ia mulai kumal dan tidak terurus
Obi, kini kutidurkan barbie ini dipundakmu untuk selamanya

Padang, 18 Agustus 2011









¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Buah Tangan
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


aku si musafir datang untuk berkenalan denganmu
besok aku mulai menjejaki jalanan
baru datang dari negeri seberang
ajari aku tentang kotamu, kawan
linglung aku tanpa pemandu

dalam tunggangan bersahabat
aku bersinggah di mall SKA, PT Indofood dan pengasapan ikan
warna asing dan menakjubkan

keramahan yang datang adalah sekalian ucapan selamat jalan
tak lupa buah tangan: nenas dan keripik nenas
terima kasih Pekan Baru, di sini aku bisa menimba ilmu

Pekan Baru,  Juni 2011






¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bujang*)
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


dulu ‘kau dendangkan satu kisah merdu di pangkuan ibu
irama yang kau pilih syahdu
mengubah hati yang tadi lara jadi lagu
kau hibur bathin yang kadang sepi, sendiri
sejak kehadiranmu dalam kelembutan bahasa tubuh
menyempurnakan kebahagiaan pada lembayung senja
kau berikan senyuman santun di setiap sikapmu
karena itu ada yang rindu, ibumu
kau tinggalkan satu lembar saputangan kotak-kotak
kini ia hirup wangi kenanga yang mulai mengering
giliran ibu lantunkan syair indah dalam bahasa rindu,
menetes airmata
ikhlas bathinnya, tapi masih tergetar dengan kehadiranmu
bujang, dalam setiap doa tak pernah lupa namamu disebut
bersenandung hatinya mengingat hadirmu dulu
hingga waktu mengubur kedua matamu
ia merangkulku, berharap bus yang kau tumpangi kembali dari rantau
Bujang, kami merindumu

Padang, 17 Juli 2012
*Sebutan untuk anak laki-laki Padang

¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bukittinggi, Ambo di siko*)
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤

sering aku ke sini, tapi tak pernah mampir memicingkan mata semalam
sekarang ada waktu berbulan-bulan
Bukittinggi, ambo di siko

melewati Pasa Ateh, Pasa Lereng, Pasa Bawah
ramai orang
tiap senen aku bersinggah ke Pasa Ateh
dari Bukik Apik naik angkot kuning tak bernomor
banyak betul jajanan di sana, ada dadiah** pula

ada turis mencuci mata di pemandangan Pasa Ateh
amboi, souvenir di Pasa Ateh memanggil-manggil, tak enak rasanya membeli satu saja
kulinernya luar biasa: rakik, sanjai, karupuak balado, karak kaliang***
rendang ayam yang lamak bana (enak sekali), nasi kapau apa lagi
melabuhkan hati di tanah kelahiran bapak ekonomi pembangunan, Ir. Mohammad Hatta
Bukittinggi, ambo di siko

Bukittinggi, Juli 2012
*Di sini
**Susu fermentasi
*** Cemilan khas Bukittinggi
*) Puisi berjudul Bukittinggi Ambo di Siko tergabung dalam buku antologi bersama “Bikittinggi Ambo di Siko” dan terpilih sebagai judul cover.























¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bumi Kekasihku
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


cintaku membiru di jagad raya
bercak-bercak putih menutupi wajah lugunya
indah tak abadi yang membentang

sayangku menghijau di perbukitan
bersemayam diantara ranting-ranting aroma kecoklatan
jangan gugur, aku butuh bertumbuh

kekasihku berkilau di tepian pantai
sekali-kali ombak menari bersama
berlari kaki-kaki kecil bermandikan lembayung

oh bumi, kau jadikan aku kekasihmu?

Padang, 14 Agustus 2012








¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bunga Bengkuang Masih Berembun
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


oh, akan selalu kukenang zona itu
dengan kerlip jalanan yang berangsur membentang
kebudayaan seni dan cinta

aku mengenalmu sejak belia
di tengah kehidupan yang berjalan
di sekitar jalanan yang tidak lagi sepi
banyak klakson oto bergantian
padangku sayang,
aku masih rasa bermimpi
sewaktu kecil, ayah sering membawa pulang bengkuang
dulu dikenal legenda “Malin Kundang” hingga sekarang
dan sudah ada sedikit jalan layang, sayang

bila senja datang menghampiri malam
cahaya mentari mengintip di bawah selimut langit kemerahan
lembayung senja melambung hilang
dan karpet bermotif berlian bertaburan di kota Padang

Padangku sayang, bilamana datang goncangan maka ikutlah bergoyang
jika melawan, puing-puing itu akan berjatuhan
sayang, sekalipun jangan pernah menangis
tapi menangislah bila ada saatnya
aku selalu ingin melihatmu, tersenyum

Padang, 23 Maret 2012
























¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Cahaya Hati
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


ada cahaya di matamu
tapi di hati dan jantungmu cahaya itu lebih indah
Ibu, kau adalah wanita yang sempurna
masih terekam jelas pada syaraf-syaraf hidupku
menumpang di rahimmu beberapa waktu.
Ibu, kau adalah wanita yang tangguh
mencintai dengan penuh kasih
pengorbanan yang tiada henti engkau berikan
cintamu bagai lingkaran pasti
di kakimulah terlukis surga nan abadi
Ibu, dalam doaku selalu kurangkai namamu
dan kuyakin, bahkan sebelum aku terlahir
doamu senantiasa membalut jiwaku
terima kasihku untukmu, Ibu
kau lah cintaku

Padang, 15 Mei 2012






¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Cerita di sore
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


hujan lagi soreku,
mengguyur dan gelap pada langit
petir membahana berucap lantang di gendang telinga
berkali-kali tak bosan berdendang
di langit sore kini tercipta goresan gerigi horizontal
kilat itu mulai menyambar
satu persatu terbakar pohon yang tadi sore tegap
tak cukup lama aku mendengar gemuruh berdendang lantang
aku duduk saja di kursi
menunggu kembali matahari

Padang, 01 Juni 2012

¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Berbisik dengan Hati
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


di sekujur waktu aku terus menatap
senyuman syahdu yang beradab
hingga peluh yang menitik terabaikan oleh sebuah kisah
dengan lagu senyuman dipagi hari
jika engkau yakin akan gelombangnya
biarkan ia kembali
tapi kalau kau ragu, lepaskanlah
bila kau tersenyum
kepalkan dengan erat
bila kau tersentuh, peluklah
bila iba, lupakanlah
takkan tersimpan bila terjatuh
pada wangi yang terhirup urat saraf
ketahuilah, di sini

Padang,  02 Juli 2012







¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Beri Petunjuk-Mu
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


kala dunia ini tak lagi ada kejujuran
aku meratap
aku menangis
akankah ini kembali putih?

disaat aku merenung
membayangkan akhir dunia ini
aku sedih
aku kecewa
akankah ini kembali putih?

Pariaman, 2008











¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Berkas Rindu
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


cinta, kurindukan berkas-berkasmu
selera rindu yang pernah rapuh, kurajut kembali
di kesederhanaan bantalan jarum jam yang masih berdetak
penyempurna dirimu
dalam keharmonisan lagu yang bergelayut
terangkai seluruh rasa yang merekah
dengarkan bisikan melodi pada alam membisu
setiap aksara yang terucap adalah menghirup imajinasi kala dulu
kuharap ini bukan kabar gundah
kenangan jiwa-jiwa yang layu kini tengah mekar
pesonamu bagai matahari berkilau
kucucurkan senyum santun di suratku
tak sanggup aku menghapus warna-warni yang berlalu

Padang, 05 Juli 2012






¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bila Esok
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


bila esok aku tak hadir
kemana pikirmu melayang?
bila esok aku berlari
kemana kau akan kejar?
bila esok aku terlupa
kemana kau akan mengingatkan?
bila esok aku tertinggal
kemana kau akan menjemput?
bila esok aku terjatuh
kemana kau akan cari?
bila esok aku merangkak
kemana kau akan bimbing?
bila esok aku bimbang
kemana kau akan sandarkan?
bila esok aku letih
kemana kau akan papah?
Tapi bila esok aku tak melihatmu
Berikan aku isyarat

Padang, 09 April 2012



¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bingkisan untuk Papa
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


sembilan belas lima tujuh adalah awal saksi bumi mendengar suaramu
sekarang sudah dua ribu dua belas
lima puluh lima tahun waktu mengiring perubahan
bukan waktu singkat
dengan butiran keringat, Papa
engkau bekerja tanpa lelah
gurat-gurat usia banyak bercerita tentangmu
potretmu adalah sosok yang bijaksana bagiku

untuk hari depan, aku tanamkan semangatmu dalam jiwaku
senyumanmu dalam hariku
nasehatmu tiap langkahku
Papa, semoga panjang umur dan sehat selalu

Pariaman, 23 Agustus 2012

(Selamat ulang tahun ke-55 Papa. Untuk papa Irsyad, papa juara satu di dunia)




¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bintang
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


berjalan menghitung bintang-bintang, di garis edar
ada bau kesejukan di perut dermaga
sesaat kupejam mata untuk merasakan
milyaran bintang berkelip menjatuhkan cahaya
melingkupi bagai atmosfer cinta
senantiasa memancarkan sejuta tawa
layar penuh warna

aku menari bersama bintang
dari segala penjuru langit
maukah mampir satu saja di derap langkahku?
Agar jalanku semakin berwarna
Petaku masih hambar
Atau mungkin aku masih dalam khayal

Padang, 21 Agustus 2010







¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bisik Ilalang
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


lekuk rimbun meliuk di belaian angin
tumbuh homogen dalam koloni hijau menguning
subur tersentuh air yang berlari kecipak
di sini aku bisa bersemayam sejenak
berdil bambu tak kuasa menyibak tentara ilalang
jeruji menjulang takkan malang, hanya akan terpental
siapa sembunyi dia aman

lagi-lagi terdengar tembakan
merayap dan semakin mendekat
tak seorangpun penjajah menembus celah anyaman
sekarang katak-katak besar menjulurkan tangan,
aku memilih keluar, sebelum aku kembali
“kita akan aman,” bisik ilalang
dan layupun datang, tinggal aku seorang

Padang, 27 Februari 2012






¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Boneka Barbie Untuk Obi
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


“Kak,aku ingin boneka Barbie itu, kalimatnya selalu mendatangi kesendirianku
jarum jam sudah begitu sering berbisik 360 derajat
dan bunga mawar melatipun kini sudah layu
tapi belum jua aku bisa menidurkan barbie itu disampingmu, Obi

di perjalanan aku berdendang menampung beberapa receh uang
untuk barbie yang berharap akan kubawa pulang
tapi tidak semudah membalikkan telapak tangan
recehan itu kusisihkan untuk barbie-mu, Obi

kugendong barbie itu dengan kasih
bahkan kuajak dia berlari untuk menemuimu segera
tapi kamu tidak berkutik ketika aku membawanya

Obi, aku ingin sekali kau tersenyum kepada boneka ini
dan bercengkrama hingga malam tiba
tapi kau hanya diam dan tertidur pulas.
barbie itu masih di bantalan kapas dan dia menanti suaramu

ia mulai kumal dan tidak terurus
Obi, kini kutidurkan barbie ini dipundakmu untuk selamanya

Padang, 18 Agustus 2011
























¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Buah Tangan
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


aku si musafir datang untuk berkenalan denganmu
besok aku mulai menjejaki jalanan
baru datang dari negeri seberang
ajari aku tentang kotamu, kawan
linglung aku tanpa pemandu

dalam tunggangan bersahabat
aku bersinggah di mall SKA, PT Indofood dan pengasapan ikan
warna asing dan menakjubkan

keramahan yang datang adalah sekalian ucapan selamat jalan
tak lupa buah tangan: nenas dan keripik nenas
terima kasih Pekan Baru, di sini aku bisa menimba ilmu

Pekan Baru,  Juni 2011






¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bujang*)
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


dulu ‘kau dendangkan satu kisah merdu di pangkuan ibu
irama yang kau pilih syahdu
mengubah hati yang tadi lara jadi lagu
kau hibur bathin yang kadang sepi, sendiri
sejak kehadiranmu dalam kelembutan bahasa tubuh
menyempurnakan kebahagiaan pada lembayung senja
kau berikan senyuman santun di setiap sikapmu
karena itu ada yang rindu, ibumu
kau tinggalkan satu lembar saputangan kotak-kotak
kini ia hirup wangi kenanga yang mulai mengering
giliran ibu lantunkan syair indah dalam bahasa rindu,
menetes airmata
ikhlas bathinnya, tapi masih tergetar dengan kehadiranmu
bujang, dalam setiap doa tak pernah lupa namamu disebut
bersenandung hatinya mengingat hadirmu dulu
hingga waktu mengubur kedua matamu
ia merangkulku, berharap bus yang kau tumpangi kembali dari rantau
Bujang, kami merindumu

Padang, 17 Juli 2012
*Sebutan untuk anak laki-laki Padang

¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bukittinggi, Ambo di siko*)
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤

sering aku ke sini, tapi tak pernah mampir memicingkan mata semalam
sekarang ada waktu berbulan-bulan
Bukittinggi, ambo di siko

melewati Pasa Ateh, Pasa Lereng, Pasa Bawah
ramai orang
tiap senen aku bersinggah ke Pasa Ateh
dari Bukik Apik naik angkot kuning tak bernomor
banyak betul jajanan di sana, ada dadiah** pula

ada turis mencuci mata di pemandangan Pasa Ateh
amboi, souvenir di Pasa Ateh memanggil-manggil, tak enak rasanya membeli satu saja
kulinernya luar biasa: rakik, sanjai, karupuak balado, karak kaliang***
rendang ayam yang lamak bana (enak sekali), nasi kapau apa lagi
melabuhkan hati di tanah kelahiran bapak ekonomi pembangunan, Ir. Mohammad Hatta
Bukittinggi, ambo di siko

Bukittinggi, Juli 2012
*Di sini
**Susu fermentasi
*** Cemilan khas Bukittinggi
*) Puisi berjudul Bukittinggi Ambo di Siko tergabung dalam buku antologi bersama “Bikittinggi Ambo di Siko” dan terpilih sebagai judul cover.























¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bumi Kekasihku
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


cintaku membiru di jagad raya
bercak-bercak putih menutupi wajah lugunya
indah tak abadi yang membentang

sayangku menghijau di perbukitan
bersemayam diantara ranting-ranting aroma kecoklatan
jangan gugur, aku butuh bertumbuh

kekasihku berkilau di tepian pantai
sekali-kali ombak menari bersama
berlari kaki-kaki kecil bermandikan lembayung

oh bumi, kau jadikan aku kekasihmu?

Padang, 14 Agustus 2012








¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Bunga Bengkuang Masih Berembun
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


oh, akan selalu kukenang zona itu
dengan kerlip jalanan yang berangsur membentang
kebudayaan seni dan cinta

aku mengenalmu sejak belia
di tengah kehidupan yang berjalan
di sekitar jalanan yang tidak lagi sepi
banyak klakson oto bergantian
padangku sayang,
aku masih rasa bermimpi
sewaktu kecil, ayah sering membawa pulang bengkuang
dulu dikenal legenda “Malin Kundang” hingga sekarang
dan sudah ada sedikit jalan layang, sayang

bila senja datang menghampiri malam
cahaya mentari mengintip di bawah selimut langit kemerahan
lembayung senja melambung hilang
dan karpet bermotif berlian bertaburan di kota Padang

Padangku sayang, bilamana datang goncangan maka ikutlah bergoyang
jika melawan, puing-puing itu akan berjatuhan
sayang, sekalipun jangan pernah menangis
tapi menangislah bila ada saatnya
aku selalu ingin melihatmu, tersenyum

Padang, 23 Maret 2012
























¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Cahaya Hati
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


ada cahaya di matamu
tapi di hati dan jantungmu cahaya itu lebih indah
Ibu, kau adalah wanita yang sempurna
masih terekam jelas pada syaraf-syaraf hidupku
menumpang di rahimmu beberapa waktu.
Ibu, kau adalah wanita yang tangguh
mencintai dengan penuh kasih
pengorbanan yang tiada henti engkau berikan
cintamu bagai lingkaran pasti
di kakimulah terlukis surga nan abadi
Ibu, dalam doaku selalu kurangkai namamu
dan kuyakin, bahkan sebelum aku terlahir
doamu senantiasa membalut jiwaku
terima kasihku untukmu, Ibu
kau lah cintaku

Padang, 15 Mei 2012






¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Cerita di sore
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


hujan lagi soreku,
mengguyur dan gelap pada langit
petir membahana berucap lantang di gendang telinga
berkali-kali tak bosan berdendang
di langit sore kini tercipta goresan gerigi horizontal
kilat itu mulai menyambar
satu persatu terbakar pohon yang tadi sore tegap
tak cukup lama aku mendengar gemuruh berdendang lantang
aku duduk saja di kursi
menunggu kembali matahari

Padang, 01 Juni 2012

Total comment

Author

Triana Irsyad

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply