Formulir Kontak

 

Eritropoetin

Eritropotein

1. Struktur dan fungsi

Bila seseorang mengalami pendarahan atau hipoksia, sintesis hemoglobin akan meningkat, dan pembentukan serta pelepasan sel darah merah dari sumsum tulang ( eritropoeisis) meningkat . sebaliknya akibat transfuse, aktivitas eritropoitik di sumsum tulang tulang menurun.. penyesuaianini terjadi akibat perubahan perubahan kadar eritropoitin dalam darah. Eritropoitin adalah glikoprotein yang mengandung 165 residu asam amino dan empat rantai oligosakarida yang penting untuk aktivitasnya in vivo. Kadarnya dalam darah sangat meningkat pada anemia.
Eritropoietin meningkatkan jumlah sel bakal( stem cell) yang peka eritropoietin di sumsum tulang. Sel- sel bekal ini kemudian berubah menjadi prekusor sel darah merah dan akhirnya menjadi eritrosit matang.. reseptor untuk eritropoeitin adalah suatu protein linear dengan sebuah domain transmembran yang merupakan anggota superfamili reseptor sitokin. Reseptor ini memiliki aktif tirosin kinase, dan ia mengaktifkan jenjang serin dan treonin kinase sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel sasaran. Apabila kadara eritropoietinrendah, sel- sel bakal eritroid akan memperlihatkan pemecahan DNA yang diikuti oleh programmed cell death( apoptosis). Apoptosis pada berbagai jenis sel sekarang diketahui merupakan bagian dari perkembangan normal di berbagai jaringan. Pada sel-sel bakal eritoid, eritopoietin menurunkan pemecahan DNA dan memyebabkan sel dapat bertahan hidup.
Tempat inaktivasi eritropoietin yang terpenting adalah di hati dan hormone ini memiliki waktu paruh dalam sirkulasi sekitar 5 jam. Namun, peningkatan sel darah merah dalam darah dipicu oleh hormon ini terjadi setelah 2-3 hari, karena pematangan sel darah merah merupakan proses yang relative lambat . hilangnya sebagian kecil residu asam sialat dalam gugus karbohidrat yang merupakan bagian dari molekul eritropoietin akan akan mempersingkat waktu paruh menjadi 5 menit sehingga secara biologis hormon menjadi tidak aktif.


2. Sumber

Pada orang dewasa, sekitar eritropoietin berasal dari ginjal dan 15% dari hati. Kedua organ tersebut n mengandung mRNA untuk eritropoietin. Eritropoietin juga dapat di ekstraksi dari limpa dan nkelenjer liur, tetapi kedua jaringan ini tidak mengandung mRNA dan dengan demikian tampaknya tidak membentuk hormone ini. Selama masa janin dan neonatus, tempat tempat utama sintesis eritropoitin adalah hati , dan hati juga merupakan tempat utama pembentukan eritropoietin sebelum eritropoiesis diambil alih oleh sumsum tulang dan produksi eritropoietin oleh ginjal. Bila massa ginjal pada orang dewasa berkurang akibat penyakit ginjal atau nefrektomi, hati tidak dapat mengompensasi dan terjadi anemia.



Pada orang dewasa, eritropoitin dibentuk oleh sel-sel intertisial di jaringan kapiler peritubulus ginjal dan hepatost perifena di hati.
Gen untuk hormone ini telah di klon, dan sekarang telah tersedia eritropoietin rekombinan yang diproduksi dalam sel hewan untuk penggunaan klinis sebagai epoitin alfa. Eritropoietin rekombinan berguna dalam pengobatan anemia yang berkaitan dengan gagal ginjal : 90% penderita gagal ginjal tahap- akhir yang menjalani dialysis mengalami anemia akibat defisiensi eritropoietin. Eritropoietin juga digunakan untuk merangsang pembentukan sel darah merah pada orang yang menyimpan darah mereka sebagai persiapan untuk transfuse otology selama pembedahan elektif

3. Pengaturan sekresi

Biasanya rangsangan sekresi eritropoietin adalah hipoksia, tetapi sekresi hormone juga dapat dirangsang oleh garam-garam kobalt dan androgen. Bukti-bukti terakhir mengisyaratkan bahwa sensor O2 yang mengatur sekresi eritropoietin di ginjal dan h
ati adalah suatu protein hem(heme) yang dalam bentuk dioksi merangsang dan dalam bentuk oksi menghambat, transkripsi gen eritropoietin menjadi mRNA eritropoietin. Sekresi hormone ini di tingkatkan oleh alkalosisi yang terjadi bila seeorang berada di tempat yang tinggi. Pembentukan eritropoietin juga dirangsang oleh adenosine dan di hambat oleh antagonis adenosine teofilin.

Total comment

Author

Triana Irsyad

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply