Formulir Kontak

 

Puisi-Puisi Triana Irsyad dalam buku Bingkisan Perjalanan (part 3)



¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Cerita di Tikalak
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


tertawa, canda, sedih dan kerinduan
berbondong-bondong mengisi hari kita
kali pertama di tempat yang belum pernah kita kenal dan berkomunikasi dengan alamnya
terbesit cemas dan canggung, bisakah kita menjalani hari di sini?
dengan gontai dan senyum yang kugadang-gadangkan paksa
mulailah kita belajar, mengenal kesederhanaan
tentang hidup, kerjasama, pengertian, dan pengorbanan
lambat laun kita betah dengan kebersamaan ini
semakin dekat, hari ke-25 kita berpisah
tapi taukah kalian? hati kita tercipta unik
selalu bisa merasakan ikatan meski jarak membentang panjang
meski esok kita tak jumpa lagi
nama kalian tetap terukir di hati

Jorong Lima, Pasaman, 28 Maret 2012
 *)Pertemuan sewaktu Praktek Kerja Lapangan gabungan




¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Congklak Usang
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


congklak itu milikku, pemberian ibu
masih kuingat dulu
lincahnya jemariku menuang batu ke setiap lubang yang bersandar
pada kayu yang tak tau namanya
lalu aku bermain bersama uda*
dulu kami berpacu
siapa banyak dia akan mendapat gendongan
tapi uda tak pernah mengaku menang
di hadapannya aku mengadu
bila anak nakal mengambil congklakku
uda berkata, Hoi, jan gaduah adiak den!**

aku rindu bermain congklak lagi
kini kucium congklak usang yang masih baru

Padang, 08 April 2012
*Panggilan untuk laki-laki Minang yang lebih tua dari kita
**Hei, jangan ganggu adikku!





¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Dalam Detik Waktu
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


kelalaian yang kujalani dalam lagu layu
ternyata sengaja ia membungkam motivasiku
tatkala beruang adalah waktu-waktu yang menerkam
dalam kebimbangan aku terdiam
sakit dan pilu kulebur menjadi satu
kembali aku berkaca
tersamar luka yang pernah mencambuk mimpi
di dekapan cahaya aku berharap
tapi yang kunanti belum ada kabar
perlahan kuhanyutkan cerita besar di hadapanmu, danau tak bernama
sekali-kali tak pernah aku menghentakkan kaki
suatu ketika ia (mimpi baru) akan mengambang

Padang, 27 Juni 2012








¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Deklamasi untuk Guru
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
:Sebuah karya sederhana, untuk insan yang tak pernah lelah medidik guruku tercinta.


Guru, Engkau sosok yang tak menelan lelah membimbing kami
melewati masa-masa sempit, engkau meluangkan waktu
di tengah rewel-nya kami jadi murid
di tengah kemalasan yang menjajah
di tengah hiruk pikuk kemajuan zaman yang menghipnotis kami
di tengah rawannya kriminal yang menghasut kami
di tengah ketakutan dalam bermimpi
di tengah labilnya perasaan kami
engkau selalu hadir untuk kami
di saat kami lengah, engkau mengarahkan
di saat kami lupa, engkau mengingatkan
di saat kami gundah, engkau menenangkan
di saat kami lalai, engkau membubuhi nasehat
Engkau mengajarkan manisnya sebuah ilmu
Engkau mengingatkan pentingnya sebuah buku
Engkau mencambuk pentingnya menghargai waktu
Engkau menanamkan pentingnya kejujuran
Engkau menyuntikkan pentingnya ketekunan
Guru, baktimu akan terukir di hati kami
dalam setiap kesuksesan, engkau turut hadir di memori kami
Pahlawan tanpa tanda jasa’, semoga kami menjadi manusia berguna

Padang, 11 April 2012























¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Deru Tempo Dulu
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤

bulan Juli, aku menerawang
di atas kaki bukit, kususuri jalan di Benteng For De Kock
akankah hari-hari lampau terulang ?
di mana deru-deru bergantian
tembakan meriam mulai lancang
senjata-senjata liar bertuan
semburat darah memancar dari jiwa-jiwa yang tak mengenal lelah, tulus dan terus berjuang
tak ada kanopi kekasih melingkupi di mata sesat  sang raja  bengis

kini kudengar kebisuan yang damai
kuhirup rindu kejayaan masa silam
langit-langit senja yang kini menyelami imajinasi
melingkupi bagai atmosfer sejarah
‘menerawang’
‘meriam’
‘merinding’
‘nyanyian kejayaan’
ku deklamasikan ”Buku Tamu Museum  Perjuangan*”
tenggelam aku dalam kenangan

Pariaman, 14 Desember 2012
*Judul puisi Bpk.Taufiq Ismail
*)Puisi berjudul Deru Tempo Dulu tergabung dalam buku antologi bersama “Bikittinggi Ambo di Siko”
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Di Atas Beningnya Air
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


bila esok nafasku mengalir kedalam kehidupanmu
jangan kau tanya mengapa
tapi resapilah, aku ada
ketika pikiranmu berusaha menguasai masa lalu
cobalah untuk menepis satu persatu
karena aku bukan sosok imajinasimu
aku akan bersikap nyata, takkan hilang seperti bayangan masa lalu
bukan pula pendusta
jika kau ragu, lihat di permukaan beningnya air
aku hadir bersama percikan yang ada

Padang, 22 Februari 2012










¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Energi Sahabat
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


sahabat adalah nutrisi di tengah perjalanan
pembangkit selera hidup
suplemen penenang ketika sel-selku merasa kesepian
energi yang hadir di tengah keluh-kesah menjalar
bersamanya dapat mengecap manisnya jalanan
lelucon adalah vitamin yang hadir untuk merelaksasi
meski dalam lingkaran waktu kadang egois membumbui
namun esoknya kembali mengaduk canda
sebuah vitamin persahabatan kau sintesa lagi ke hatiku
mineral sejati temani hariku
sehingga esok aku mengantongi energi untuk tertawa
dengan senyum penuh tenaga, menghilangkan dahaga kesepian
dalam empati kita berdiri
dalam setia kita berjanji
dalam ceria kita berbagi
indahnya humormu melancarkan metabolisme diariku

Padang, 06 April 2012




¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤
Euforia Pemuda
¤═════¤۩ஜஜ۩¤═════¤


perjalanan kita masih panjang
menggapai bongkahan emas yang membentang
sebagai armada masa depan
kepalkan tangan, siapkan mental
menjadi terdepan dalam pengabdian dan ketulusan!
meski setapak demi setapak yang kita jalani masih panjang
sebutir  benih tindakan berkonstribusi untuk masa depan
kerja keras dan semangat, roda pemacu membangun cita
siapkan karya, dan terus berkarya!
menggoreskan tinta emas di kancah dunia
bulir-bulir pengorbanan esok akan membias
memberi semburat merah muda di  tengah senja
sekalipun jangan pernah menyerah dan pasrah
bermimpi dan terus bermimpi!
gapai dan berlari
kibarkan merah menyala di dada ini
sucikan niat dan pengorbanan
ketulusan dalam cita demi bangsa
tebarkan karya, biarkan sejarah yang mencatat
masa depan berawal dari kita

Padang, 29 Maret 2012

Total comment

Author

Triana Irsyad

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply