Mungkin
rasanya baru kemaren tidur sekamar dengan kakak sulungku. Tapi sekarang tidak
lagi, ia berkewajiban mendampingi suaminya. Terasa ada yang kurang, biasanya
aku selalu mendengarkan celotehannya untuk menyuruhku tidur, bunyi lagu dari hp
bb-nya yang mengiringi tidur kami dan aku tidak tau kapan ia mematikannya.
Membangunkan aku dengan cara yang menjengkelkan. Alarm hp yang berisik ketika
subuh datang. Tapi sekarang tidak lagi. Mungkin sekarang aku baru belajar untuk
terbiasa. Tapi walaupun ketika kualami hal itu bersamanya dengan perasaan
jengkel, tapi sekarang aku merindukan hal itu terulang kembali.
Aku menyadari betapa aku
terlihat tegar tapi lemah di dalam. Aku menangis bila membayangkan esok atau
kapanpun itu kakakku akan berangkat jauh dan kami akan jarang bertemu. Itulah
hidup, bagai air yang mengalir, maka orang yang bergerak akan lebih mandiri dan
sukses .Kini baru ku mengerti betapa Tuhan telah memberikan kesempatan berupa
nikmat untuk berkumpul bersama orang-orang
yang kita cintai. Mulai saat ini aku akan menghargai tiap detik bersama orang-orang
yang aku cintai. Untuk ni-iku tersayang, aku pasti merindukan moment
kebersamaan itu selamanya. Walaupun nanti kita berpisah tapi hati kita tetap
menyatu bagai jemari yang tak terlepas dari tangan, “bapisah bukannyo bacarai”.
1 komentar
mm, bgtulah romantika dan liku2nya khidupan,betapa indahnya smua ini, ada suka. ada dukanya, setiap ada pertemuan pasti ad prpisahan. ktika prpisahan terjadi mmbuat kita berfikir dewasa, dan kita tahu trnyata suatu nikmat itu baru terasa sangat pentingnya, kalau dia sudah pergi dari kita,,..
:) ahirnya..,,“bapisah bukannyo bacarai”..
kalau ada jarum yg patah jangan disimpan ddlm peti
kalau ada tingkah dan kata2 yg slah jngan disimpan ddlm hati
kalau ad sumur di ladang bolehlah kita mnumpang mandi..
kalau umur kita sama2 panjang insyaallah dilain waktu dan gelombang yg sama kita jumpa lg. kq indak sempat di dunia, samo indak bajanji awk. berjumpa kita di bawah batang beringin. hehe
slm knl y..
Posting Komentar