Formulir Kontak

 

Cerpen; Merpati



Siapa bilang kalo sudah dewasa harus berfikir realistis dan menggunakan logika. Begitupun cinta? Belum jua menemukan kata itu dari lubuk hati terdalam. Tapi cinta kepada Tuhan, orangtua dan saudara tentu sudah ada. Bagaimana dengan pasangan? Oh, lupakan. Toh aku bisa tetap hidup meski tidak ada pacar. 17 belas tahun memangnya sudah wajib punya pacar ya?
Memang tidak wajar jika aku tidak merasakan dag dig dug ketika berhadapan dengan lawan jenis. Itu sih kata orang-orang. Padahal aku normal, buktinya aku selalu salah tingkah setiap kali bertemu dengan seorang senior yang sampai sekarang aku tak tau namanya, padahal sudah dua tahun aku berada di sekolah ini. Ya, aku sengaja tidak mencari tau, dia sudah punya kekasih. Apa daya angan tak sampai.
 Sekolah ini hanya tau kalo aku jatuh cinta pada gantungan kunci merpati putih yang selalu setia di sakuku. Dan sering aku dibilang gilahampir di setiap tempat aku mencium merpati ini. Terus terang aku bukanlah pencinta merpati, tapi bagiku merpati itu melambangkan kesucianputih, bersih. Dan kemanapun terbang ia pasti kembali. Mungkin itu pula yang aku harapkan untuk seseorang yang akan hadir, yang tidak tau entah kapan ia datang.
Statusku sekarang jomblo, dan pacaran hanya sekali seumur hidup— ketika aku masih kelas 3 SMP. Mantanku bernama…., ah buat apa aku beritahu. Tapi yang pasti dia yang memutuskanku. Penyebabnya karena aku tidak mau memberikan gantungan merpati ini. Aku belum yakin dia benar-benar cinta sejatiku, mama sering bilang begitu. Apakabarnya sekarang? Dua tahun tidak bertemu.
            “Hai gadis merpati!”
            Aku memutar wajah ke arah suara, banyak memang yang memanggilku gadis merpati. Mungkin karena kegilaanku iniapapun yang aku miliki ada motif merpati.
            Siapa sangka dua tahun tidak bertemu dia berubah, tambah tinggi, tegap dan tampanaku terpaksa jujur. Mungkin dialah, merpatiku kembali. Love me again, Radit!

Total comment

Author

Triana Irsyad

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply