Formulir Kontak

 

Puisi Bertema: “Surabaya Oh Surabaya”



Oleh: Tri Oktiana, IDFAM1225U, Pariaman, Sumatra Barat

Deklamasi Surabaya

lekat gurat-gurat usia matang
di hari jadimu oh Surabaya ‘720’
ku senandungkan deklamasi untukmu pagi ini
ku rangkul seikat kembang
pikirku melayang
menyelami tentang ejaan namamu ‘Suro-boyo’
pendar-pendar hariku mengambang pada hikayat sura dan buaya
dua hewan gagah bergulat, sama-sama kuat,
‘sura ingkar ‘
saling menerjang dan menerkam
atau juga selamat menghadapi bahaya tar-tar?
oh, sejarah panjang tentangmu
ragam warna satu jiwa, tak lekang termakan usia
Pariaman, 22 Maret 2013

 
      Kabar Pagi
semburat merah menyala, mendengar ritme lama berpendar
mengintip di balik bayang
tentang sejuta kenangan yang masih tersimpan
perjuangan hingga petang di masa silam

Surabaya, adakah kau di sana?
Tentu masih, setia pada nama 
Ku dengar kabar pagi ini
Dalam sekotak gambar bersuara

Surabaya oh Surabaya
Jauh aku mendengar cerita
Pariaman, 22 Maret 2013
  
Mimpi di Kaki Surabaya

akankah jejakku membekas di sana?
dalam khayal rujak uleg, rawon, nasi bebek, kupang lontong, longtong balap* merekah di pelupuk mata
tak sabar derap langkahku berlayar
menerawang di sebuah kota
mencium jam, lama berdetak konstan
banyak kucari tentangnya
dulu yang masih asing

kutitip surat dan bingkisan pada pelangi
bergelantung imajinasi di kota nan asri
aku di sini menunggu kabar tak pasti

tentang laju kaki yang masih asing
tunggu aku, di Surabaya

Pariaman, 22 Maret 2013
*Makanan khas Surabaya


       Bingkisan ‘720’

kicau burung mengingatkanku
euforia perhelatan di bulan Mei
sejuta harapan terbentang luas di hamparan kota
letupan hangat di hari jadi
bulan yang manis
salam sambut Mei merekah
semangat membara meraih mimpi
menjatuhkan harapan besar untuk masa datang
riuh pagi membentang senyum
tirai-tirai masa depan terbuka lebar
menenun semangat kejayaan hari jadi 720
Arek-arek Suroboyo!
Pariaman, 23 Maret 2013

  
      Siluet Tugu Surabaya

daun-daun berkeresah
bernaung aku di sebuah dahan
menatap sekeliling kota
indah nian kesenian wayang, ludrug, tari remo*
memikat hati untuk berlama-lama

di pinggiran jalan aku menatap
potret tugu sebagai latar
akankah kembali ke sana?
bathinku merayu

tak lupa aku merangkul keranjang buah tangan
untuk sanak di kota padang
aku tentu kembali
Pariaman, 23 Maret 2013
* Kebudayaan asli Surabaya

Total comment

Author

Triana Irsyad

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply