Formulir Kontak

 

Puisi Bertema Sumatra Barat



Bingkai Tabuik Di bulan muharram

selamat datang sepuluh Muharram, selamat datang tabuik
bingkisan dari Kota Pariaman‘tabuik’ peti atau kotak kayu,
festival megah yang berbaur dalam hati para wisatawan lokal dan mancanegara
aroma magis, melingkupi  tahap-tahap ritual perayaan: mambuek daraga, mambiak tanah,
maambiak batang pisang, maatam, mengarak panja, mengarak saroban, tabuik naik pangkek
deburan ombak, menanti  sentuhan tabuik
area tempat berbaur manusia pencinta tradisi dan budaya
aku tidak akan pulang sebelum tabuik terbuang

oh tabuik, aku menanti setiap tahunnya hadirmu
aku menyaksikan tabuik tengah petang di hoyak* seratus pemuda dan orang dewasa
bermandikan sinar matahari, di kerumunan lautan manusia
pewarta berita siap dengan kamera, kertas dan pena
suara-suara berseru, mengiringi tabuik berjalan
derap langkah kaki pengiring berdesakan
bingkai tabuik di bulan Muharram
mentari yang dikala itu bersemburat jingga
gelombang menyeruak, berdentum rapat
hangatnya semangat
hari-hari lampau tentang sejarah kematian hasan dan hosein, cucu Nabi Muhamad SAW
iring-iringan suara gendang memeriahkan suasana Kota Pariaman
jutaan mata tertuju pada kayu raksasa olesan tangan manusia
tradisi yang memikat jutaan mata
puncak tabuik dengan payung besar di balut beludru dan kertas hias bermotif ukiran
menjulang tinggi ke langit biru
pendar-pendar siluet ‘bungo salapan’
pujian suara bathin manusia yang terpukau
riuh suara penonton
nuansa  langit muharram dihias lembayung senja

keharuman senja masih tercium dengan berakhirnya festival tabuik
gulungan ombak perlahan menelan badan tabuik
puing-puing diperebutkan sebagai buah tangan
matahari senja ikut menatap berakhirnya festival
menyelami lautan dalam, dengan deburan ombak yang bernyanyi beraturan
tabuik perlahan melambaikan tangan
selamat berjumpa di sepuluh Muharram mendatang

Pariaman, 16 Desember 2012
*diangkat
Sumber bacaan : Majalah Pemko Pariaman, tabuik Jembatan Hati Rang Piaman. Edisi 08/Triwulan 4/2011.hal 66-67.Tabuik Pesta Rakyat Rang Piaman. Oleh Hazel Alaika

  

Jalan Panjang di Kota Bengkuang

hai, selamat bertemu kawan
aku didepanmu kini sudah lama
kau masih ada
disini aku bernafas,menangis, tersenyum, melawan kerinduan
di jalan panjang di Kota Bengkuang
dulu kau setia menyelimutiku siang malam
tersimpan potret perjalanan panjang
bertemu wajah-wajah baru di halaman baru
tapi kawan, detak waktu mengingatkanku
walau masih ingin memandang lebih lama
waktu seakan berhenti, jam berdetak pertanda aku harus kembali
sampai disini dulu perjumpaan kita
esok mungkin aku kan kembali,
Padangku sayang

Pariaman, 18 Desember 2012

Total comment

Author

Triana Irsyad

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply