Formulir Kontak

 

Me on Radio


Dari judul di atas mungkin bagi yang kenal sama saya jadi bertanya, ngapain di radio?
Jawabannya simple aja, penasaran gimana sih rasanya jadi penyiar. Mulanya aku di ajak Widy buat masukin lamaran ke sana. Sewaktu menerima pesan singkat itu, aku mengulum senyum. Tapi pas di pikir-pikir ya gak apa-apalah mumpung lagi gak ada kegiatan coba aja dulu.Trus beberapa hari berikutnya kami berdua datang ke tempat yang di maksud Widy. Meskipun sempat nyasar dan tanya-tanya dulu lokasinya. Pas kami masuk ke ruangannya bertemu sama adm-nya. Lalu menyampaikan maksud kami.
            “Kami baru aja selesai merekrut beberapa penyiar, tapi gak apa-apa tinggalin aja dulu, nanti kalau ada penerimaan kami panggil”
            “Ok”jawab kami, dengan wajah yang di paksa-paksain ok. Padahal di parkiran sempat ngomong, yah, kita telat.
            Pas awal tahun 2013, kami dapat panggilan dan waktu itu ada kalo gak salah 14 calon. Sampai ke seleksi beberapa tahap hingga akhirnya tersisa lima orang dan salah satunya aku. Widy udah gak masuk soalnya seleksi ketiga dia mengundurkan diri—dia berangkat ke Jakarta. Selama seleksi dan training banyak yang kami dapatkan diantaranya teknik menyiar, olah vocal dan menjadi pendamping penyiar. Asyik pokoknya.
            Di radio aku banyak belajar, bukan hanya tentang kepenyiaran tapi belajar karakter juga. Loh kok bisa? Iya, selama ini mungkin aku cuma bergaul dengan orang-orang kampus, lingkungan sekitar, tapi belum pernah berada di lingkungan dunia kerja. Di sanalah aku banyak tau karakter orang-orang, meskipun di kampus berbaur juga dengan banyak karakter yang berasal dari daerah berbeda, tapi ini rasanya beda.
Selain itu aku juga pernah dapat salam dari salah seorang pendengar setia radio tempat aku training, melalui sms yang dituju pada seorang penyiar. Pas nanya-nanya, eh ternyata orang yang ngirim salam itu lagi di Jakarta sedang menjalani terapi —kakak itu diserang kanker stadium IV. Aku gak nyangka sama sekali karena pas dengar kakak itu nelpon suaranya ceria dan seperti penelpon pada umumnya. Dan dari situ aku juga belajar bagaimana menghargai hidup. Semangat kakak, semoga cepat sembuh ya. Mohon do’anya saudara-saudara.
Ok, balik lagi ke cerita aku di radio. Meski kesempatan ini terbilang bagus, tapi aku memutuskan untuk mengundurkan diri. Mungkin beberapa orang berpikir, yah, sayang banget nanggung. Memang benar, tapi aku memiliki mimpi lain yang ingin aku gapai tahun ini dan butuh persiapan. Tentunya ilmu di radio akan terpakai terus dimanapun aku berada. Dan semoga tahun ini mimpiku bisa tercapai dan untuk radio, I’ll be back, insyaallah.

Total comment

Author

Triana Irsyad

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply